BALI, PARLE.CO.ID — Anggota Komisi III DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendorong Universitas Udayana Bali untuk melakukan kajian akademis mengenai pemanfaatan energi nuklir sebagai alternatif sumber energi di Indonesia. Dalam pertemuannya dengan Rektor Universitas Udayana I Ketut Sudarsana, Bamsoet menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi nuklir, terutama melalui pemanfaatan thorium dan uranium.
Indonesia sebagai negara kaya sumber daya alam memiliki cadangan uranium sekitar 90.000 ton dan thorium sebanyak 150.000 ton, menurut data Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Bahan baku ini tersebar di beberapa pulau besar, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Thorium, yang sering disebut sebagai nuklir hijau menawarkan solusi berkelanjutan dengan limbah radioaktif yang jauh lebih rendah dibandingkan uranium.
Sebagai contoh, untuk menghasilkan 1 GW listrik per tahun, hanya diperlukan 7 ton thorium, dibandingkan 200-250 ton uranium. Sumatera menyumbang 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium, sementara Kalimantan memiliki 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium.
Peluang Pengembangan Energi Thorium
Bamsoet menyoroti tiga peluang besar pengembangan energi thorium di Indonesia:
- Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil
Pemanfaatan thorium dapat membantu Indonesia beralih dari batu bara menuju energi yang lebih bersih, sejalan dengan komitmen global melawan perubahan iklim. - Meningkatkan Lapangan Kerja dan Investasi
Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) akan membutuhkan tenaga kerja terampil dan dapat merangsang investasi swasta, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Diversifikasi Sumber Energi
Dengan memiliki berbagai sumber energi alternatif, Indonesia dapat memperkuat ketahanan energi nasional di tengah tantangan global yang terus berkembang.
- Tantangan dalam Pengembangan Energi Nuklir
Meski peluangnya besar, Bamsoet juga mengingatkan berbagai tantangan yang harus diatasi: - Regulasi dan Kebijakan yang Mendukung
Regulasi yang jelas dan mendukung sangat diperlukan untuk menarik investasi dalam sektor energi nuklir.
Sosialisasi kepada Masyarakat
Penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar menghilangkan stigma negatif tentang nuklir.
- Pengelolaan Limbah Nuklir
Isu keselamatan dan pengelolaan limbah nuklir harus dikelola secara ketat untuk mencegah dampak buruk terhadap lingkungan. - Keterbatasan Pengetahuan Teknis
Indonesia masih kekurangan tenaga ahli di bidang energi nuklir. Karena itu, pendidikan dan pelatihan teknis harus menjadi prioritas untuk mendukung pengelolaan PLTN.
Bamsoet menutup dengan menegaskan bahwa pemanfaatan thorium sebagai energi alternatif dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan energi dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Namun, ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta untuk mewujudkannya.
Dengan langkah yang terukur dan strategi yang tepat, energi nuklir dapat menjadi salah satu kunci bagi masa depan energi Indonesia yang lebih bersih dan efisien. (P-01)