Rabu, 21 Mei, 2025
spot_img
More

    Berita Terkini

    Danantara, Strategi Presiden Prabowo Menuju Kemandirian Ekonomi Nasional

    Bambang Soesatyo: Konsolidasi Potensi Ekonomi Lewat Danantara adalah Jawaban atas Ketidakpastian Tatanan Dunia

    Prabowo Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Danantara

    JAKARTA, PARLE.CO.ID — Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Anggota DPR Bambang Soesatyo, menegaskan bahwa progres Danantara mencerminkan komitmen kuat Presiden Prabowo Subianto dalam mengonsolidasikan kekuatan ekonomi nasional. Menurutnya, pendirian dan konsolidasi Danantara merupakan respon strategis terhadap dinamika global yang penuh ketidakpastian.

    “Forum konsolidasi Danantara harus dilihat sebagai kelanjutan dari visi Presiden untuk memperkuat kemandirian Indonesia. Ini bukan sekadar program, tapi langkah besar mengumpulkan kekuatan ekonomi nasional dalam satu wadah,” ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, di Jakarta, Kamis (1/5/2025).

    Presiden Tegur BUMN, Dorong Efisiensi Melalui Danantara

    Pernyataan tersebut disampaikan Bamsoet menanggapi pengarahan Presiden Prabowo dalam townhall meeting Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (28/4/2025). Dalam forum itu, Presiden bahkan memberikan teguran keras kepada direksi BUMN yang dinilai belum menunjukkan kinerja maksimal dalam mendukung konsolidasi nasional.

    Bamsoet menyebut, Presiden Prabowo dengan tegas mengarahkan seluruh elemen BUMN untuk menjadi bagian dari upaya besar membangun kemandirian ekonomi Indonesia melalui Danantara, yang berperan sebagai motor utama pengelolaan investasi strategis nasional.

    Nilai Ekonomi Konsolidasi Capai Rp 16.508 Triliun

    Berdasarkan data konsolidasi terakhir pada Maret 2025, Danantara mencakup 844 BUMN dengan total nilai sekitar USD 982 miliar, setara Rp 16.508 triliun (dengan kurs Rp 16.810/USD). Angka ini dinilai sebagai cerminan dari sebagian kekuatan riil ekonomi nasional. Nilai tersebut akan semakin besar jika ditambahkan dengan potensi sumber daya alam strategis Indonesia seperti nikel, tembaga, batu bara, dan emas.

    “Konsolidasi ini bukan sekadar penggabungan aset, tapi juga upaya memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan geopolitik dan geoekonomi,” jelas Bamsoet.

    Merespons Geopolitik Dunia yang Berubah

    Lebih jauh, Bamsoet menjelaskan bahwa dunia saat ini mengalami pergeseran besar dalam tatanan ekonomi global. Contohnya, bubarnya NAFTA secara de facto akibat kebijakan sepihak Amerika Serikat dalam menetapkan tarif impor. Selain itu, Uni Eropa kini tengah memprioritaskan investasi pada sektor pertahanan, mengubah alur dan orientasi investasi internasional.

    Perubahan ini, kata Bamsoet, memaksa negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk mengambil langkah tegas dan mandiri. Danantara hadir sebagai strategi Presiden Prabowo untuk menghadapi tantangan tersebut, dengan mengelola investasi secara berdaulat.

    Menjawab Tantangan, Meningkatkan Kesejahteraan

    Sebagai badan pengelola investasi (BPI), Danantara diharapkan tidak hanya berperan dalam konsolidasi aset negara, tetapi juga menjadi katalisator penciptaan nilai tambah dari sumber daya alam nasional. Dalam jangka panjang, inisiatif ini diharapkan dapat memperluas penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    “Ini adalah strategi jangka panjang Presiden Prabowo dalam memastikan setiap potensi sumber daya Indonesia memberikan manfaat optimal untuk rakyat. Dari sinilah nilai-nilai kemandirian nasional dibangun,” tutup Bamsoet. (P-01)

    Berita Terkini

    spot_imgspot_img

    Jangan Terlewatkan

    Tetap Terhubung

    Untuk mendapatkan informasi terkini tentang berita, penawaran, dan pengumuman khusus