Senin, 10 Februari, 2025
spot_img
More

    Berita Terkini

    Profil Bahlil: Kontroversi Kebijakan Larangan Pengecer Elpiji 3 Kg dan Dampaknya

    JAKARTA, PARLE.CO.ID — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Bahlil Lahadalia tengah menjadi sorotan publik atas kebijakan larangan pengecer menjual gas elpiji bersubsidi 3 kilogram. Kebijakan ini memicu kontroversi karena dinilai merugikan masyarakat kecil dan menimbulkan kesulitan dalam mendapatkan elpiji 3 kg di pasaran.

    Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pengecer elpiji 3 kg harus mengubah statusnya menjadi pangkalan atau penyalur resmi Pertamina. Pemerintah memberikan waktu satu bulan bagi para pengecer untuk melakukan perubahan status ini. Tujuan dari kebijakan ini, menurut Bahlil, adalah untuk meningkatkan pengawasan distribusi elpiji bersubsidi agar tepat sasaran.

    Kritik dan Kontroversi

    Sejumlah pihak menilai kebijakan ini sebagai langkah yang kurang bijak. Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menyebut kebijakan tersebut sebagai blunder yang dapat berdampak negatif pada ekonomi rakyat kecil.

    “Kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia merupakan kebijakan blunder karena mematikan pengusaha kecil, menyulitkan konsumen, dan bertentangan dengan komitmen Presiden Prabowo yang berpihak pada rakyat kecil,” ujar Fahmy pada Senin (3/2/2025).

    Pernyataan Bahlil Lahadalia

    Menanggapi kritik yang berkembang, Bahlil menyatakan bahwa pemerintah sedang mengatur mekanisme perubahan status pengecer menjadi pangkalan resmi.

    “Saya sedang membuat aturan agar pengecer yang jauh bisa dinaikkan statusnya menjadi pangkalan, bukan sekadar pengecer,” ungkap Bahlil saat menghadiri acara Partai Golkar di The Highland Park Resort, Bogor, Minggu (2/2/2025).

    Profil Singkat Bahlil Lahadalia

    Bahlil Lahadalia merupakan tokoh politik dan pengusaha yang menjabat sebagai Menteri ESDM sejak 18 Agustus 2024. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Selain itu, Bahlil juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar sejak 21 Agustus 2024.

    Lahir di Banda, Maluku Utara, pada 7 Agustus 1976, Bahlil berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan ibunya adalah buruh cuci.

    Meskipun memiliki latar belakang ekonomi yang sulit, Bahlil berhasil menjadi pengusaha sukses dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2019.

    Perjalanan Karier Bahlil Lahadalia

    Sebelum mencapai kesuksesan seperti saat ini, Bahlil menjalani berbagai pekerjaan, termasuk sebagai marketing asuransi dan pegawai kontrak di Sucofindo. Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua, ia mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak di bidang konsultan keuangan dan teknologi informasi.

    Dengan modal dividen Rp 600 juta dari perusahaan sebelumnya, ia mendirikan bisnis di bidang perdagangan kayu yang berkembang pesat. Seiring waktu, ia berhasil membangun 10 perusahaan di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai induk perusahaan.

    Kontroversi Foto Botol Miras

    Selain kebijakan elpiji 3 kg, Bahlil Lahadalia juga pernah terseret dalam kontroversi terkait beredarnya foto dirinya bersama botol minuman keras merek Whisky Hibiki 21 Year Old. Dalam foto yang viral, seorang pria yang diduga Bahlil tampak duduk di sebuah ruangan dengan botol minuman keras dan puntung rokok di meja.

    Pakar telematika Roy Suryo menegaskan bahwa foto tersebut merupakan hasil tangkapan asli tanpa rekayasa digital. Ia mengungkap beberapa bukti yang memperkuat keaslian foto, termasuk refleksi cahaya pada botol dan meja. (P-01)

     

    Berita Terkini

    spot_imgspot_img

    Jangan Terlewatkan

    Tetap Terhubung

    Untuk mendapatkan informasi terkini tentang berita, penawaran, dan pengumuman khusus