WASHINGTON, PARLE.CO.ID — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai masa jabatan keduanya dengan keputusan yang mengejutkan. Pada Selasa (21/1/2025) waktu setempat, Trump mengumumkan rencana pencopotan lebih dari 1.000 pejabat yang diangkat oleh pendahulunya, Joe Biden.
Pengumuman tersebut disampaikan melalui unggahan di platform Truth Social. Trump menyebut langkah ini sebagai bagian dari upayanya untuk menyingkirkan individu yang dianggap tidak mendukung visinya untuk “Membuat Amerika Hebat Lagi”.
Pemecatan Tokoh Terkenal
Dalam pengumuman tersebut, Trump mengonfirmasi pemecatan empat tokoh publik, termasuk chef terkenal Jose Andres dan mantan Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley. Milley sebelumnya telah dikeluarkan dari Dewan Penasihat Infrastruktur Nasional, sementara Andres dicopot dari Dewan Presiden untuk Olahraga, Kebugaran, dan Nutrisi.
“Anggap ini sebagai pemberitahuan resmi pemecatan. Masih banyak lagi yang akan menyusul,” tulis Trump dengan menambahkan slogan khasnya, “KALIAN DIPECAT!”
Langkah ini menjadi sinyal bahwa Trump tidak hanya berniat mengganti pejabat era Biden, tetapi juga menunjuk individu yang lebih loyal terhadap agendanya.
Langkah Kontroversial Lainnya: Schedule F dan Kebijakan Kerja di Kantor
Trump juga mengumumkan perintah baru yang mewajibkan pegawai federal untuk bekerja di kantor lima hari seminggu. Selain itu, ia menghidupkan kembali kebijakan “Schedule F”, sebuah aturan yang memungkinkan presiden mengganti pegawai sipil secara lebih mudah.
Sekutu Trump menyebut bahwa kebijakan ini akan mempercepat proses reformasi birokrasi federal, terutama dengan mengganti pegawai yang dianggap menghambat agenda presiden dengan individu yang lebih setia pada visinya.
Respons dan Kekhawatiran Publik
Langkah Trump untuk mencopot pejabat era Biden ini memicu kekhawatiran bahwa ia berencana memperkuat kendali atas birokrasi federal dengan menempatkan loyalisnya di posisi penting. Beberapa pengamat menyatakan bahwa keputusan ini dapat mengganggu stabilitas pemerintahan dan menimbulkan resistensi dari berbagai pihak.
Era Baru Birokrasi Trump
Keputusan Trump untuk merombak birokrasi federal dan mengganti pejabat era Biden menunjukkan pendekatan agresif dalam memulai masa jabatan keduanya. Dengan kebijakan Schedule F dan mandat kerja di kantor, Trump tampaknya berkomitmen memperkuat kendali atas birokrasi federal demi mendukung agendanya. Apakah langkah ini akan membawa perubahan positif atau justru memperburuk polarisasi politik di Amerika Serikat? Waktu akan menjadi penentu. (P-01)