Minggu, 19 Januari, 2025
spot_img
More

    Berita Terkini

    Wamenlu Anis Matta: Indonesia Dorong Pembangunan Ulang Suriah Pasca Kejatuhan Rezim Assad

    JAKARTA, PARLE.CO.ID – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Anis Matta menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung transisi damai di Suriah, pasca tumbangnya rezim Bashar Al Assad. Dukungan tersebut berfokus pada integritas wilayah dan rekonstruksi negara yang dilanda konflik berkepanjangan.

    “Ini adalah dua prioritas utama Pemerintah Indonesia dalam mendukung Pemerintahan Sementara Suriah,” ujar Anis Matta dalam keterangannya, Minggu (12/1/2025).

    Anis menekankan pentingnya penghentian kekerasan di Suriah dan mendorong proses politik yang damai, inklusif, serta menghormati kedaulatan negara tersebut. Pemerintah Indonesia juga secara aktif berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Damaskus untuk memantau situasi, melindungi Warga Negara Indonesia (WNI), serta menjaga aset-aset negara di wilayah konflik.

    “Kami terus berkoordinasi dengan KBRI Damaskus untuk memastikan perlindungan maksimal bagi WNI, termasuk memfasilitasi pemulangan mereka ke Indonesia,” ungkapnya.

    Peran Diplomasi Indonesia di Suriah

    Melanjutkan pernyataannya, Wamenlu RI Anis Matta mengatakan bahwa Indonesia mendorong keterlibatan terbatas dengan Pemerintahan Sementara Suriah dan melakukan konsultasi dengan mitra kawasan Timur Tengah untuk mendukung proses politik yang stabil. Ia mengungkapkan pentingnya peran negara-negara kunci seperti Rusia, Iran, Turki, Israel, serta negara Arab lainnya dalam menentukan masa depan Suriah.

    “Kita harus melihat situasi di Suriah sebagai isu geopolitik global yang melibatkan banyak kepentingan. Ada empat aktor utama yang aktif, yaitu Rusia, Iran, Turki, dan Israel,” kata Anis.

    Seminar Internasional di Universitas Islam

    Sedang dalam seminar internasional bertajuk “Kebangkitan Syam dan Masa Depan Dakwah Dunia Islam” yang digelar Universitas Islam As-Syafi’iyah, Sabtu kemarin (11/1/2025), Anis Matta juga menyoroti kejatuhan mendadak Bashar Al Assad pada Desember lalu, yang menurutnya dipengaruhi oleh kesepakatan geopolitik global.

    Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya dianggap teroris oleh AS, kini justru berhasil membentuk Pemerintahan Sementara dengan dukungan Barat.

    “Situasi ini menciptakan preseden baru. Namun, masa depan Suriah harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri melalui proses transisi damai,” tegasnya.

    Rekonstruksi dan Investasi

    Selain mendukung proses politik, Indonesia mempertimbangkan partisipasi dalam upaya rekonstruksi Suriah melalui investasi. Anis Matta mengungkapkan bahwa beberapa pihak telah mendorong kunjungan resmi tingkat tinggi dari Indonesia ke Suriah sebagai bentuk dukungan nyata.

    “Peristiwa ini adalah kesempatan bersejarah bagi Indonesia untuk mendukung perdamaian global dan memastikan masa depan Suriah tetap di tangan rakyatnya,” pungkas Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia itu. (P-01)

     

    Berita Terkini

    spot_imgspot_img

    Jangan Terlewatkan

    Tetap Terhubung

    Untuk mendapatkan informasi terkini tentang berita, penawaran, dan pengumuman khusus