JAKARTA, PARLE.CO.ID — Di dapur sebuah katering, aroma rempah segar berpadu dengan sayuran organik, protein nabati, dan hewani, seperti tahu, tempe, ayam, serta telur, memenuhi udara. Wanginya yang menggugah selera menciptakan suasana yang tak hanya lezat tetapi juga menyehatkan.
Pemandangan ini adalah bagian dari keseharian Healthy Go, layanan katering yang menyediakan makanan sehat untuk warga Jakarta yang ingin menjaga pola makan seimbang tanpa repot memasak sendiri. Didirikan oleh Luvian (27) pada Agustus 2019, Healthy Go hadir sebagai solusi bagi individu sibuk yang tetap peduli pada asupan bergizi.
“Awalnya, kami punya minat pada fitness dan sering menyiapkan makanan sendiri karena kebutuhan protein harian saat nge-gym. Tapi rasa bosan dan sulitnya menemukan katering sehat yang terjangkau mendorong kami memulai usaha ini,” ujar Luvian, Founder dan CEO Healthy Go.
Dikutip dari Antara, Minggu (1/12/2024), kini Healthy Go memiliki lebih dari 1.300 menu sehat dengan kandungan protein mencapai 40%. Dalam empat tahun, layanan ini telah melayani lebih dari 100.000 pelanggan, termasuk Airin, seorang ibu bekerja. Airin mengaku katering ini membantu meningkatkan kesehatannya sambil mendukung rutinitas kerja.
“Sebagai ibu yang sibuk, layanan ini praktis dan fleksibel. Saya juga mendapat konsultasi gizi gratis yang membuat hidup saya lebih teratur,” kata Airin. Menurutnya, makanan sehat dari Healthy Go telah meningkatkan energi dan kualitas tidur, sehingga ia siap menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih produktif.
Restoran Vegan: Alternatif Sehat yang Lezat
Kesadaran akan pentingnya pola makan sehat juga memunculkan restoran berbasis nabati seperti Burgreens, yang menawarkan menu vegan lezat dan mendukung gaya hidup ramah lingkungan. Helga (33), pendiri dan CEO Burgreens, mengungkapkan bahwa restoran ini tak hanya menyediakan makanan sehat tetapi juga mempromosikan keberlanjutan.
“Kami bekerja sama dengan lebih dari 30 komunitas petani di Indonesia untuk memastikan bahan-bahan yang digunakan segar, alami, dan sehat,” ujar Helga. Sebagai praktisi pola makan berbasis nabati sejak 2006, Helga percaya bahwa pola makan kaya serat membantu mengatasi berbagai penyakit.
“Dulu, saya menderita autoimun, asma, alergi, dan eksim. Setelah mengadopsi pola makan nabati, semuanya membaik. Dari pengalaman itulah saya terinspirasi menciptakan Burgreens,” tambah Helga.
Restoran ini menawarkan lebih dari 50 menu, termasuk hidangan lokal seperti rendang nabati, sate maranggi, hingga burger vegan. Pendekatan ini bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa menikmati makanan sehat tanpa mengubah kebiasaan makan mereka.
Pelanggan yang Terinspirasi Hidup Sehat
Lusi, pelanggan setia Burgreens, awalnya bukan seorang vegan. Namun, ia mulai tertarik dengan alternatif makanan sehat setelah mencoba berbagai menu Burgreens.
“Saya bisa menikmati nasi iga penyet atau soto Betawi meskipun tanpa daging asli. Rasanya tetap kaya rempah dan memikat,” kata Lusi, yang kini lebih sadar memilih makanan sehat seiring bertambahnya usia.
Hal serupa dialami Vanessa, yang merasakan peningkatan energi dan penurunan berat badan setelah mengonsumsi makanan sehat. “Saya sering kesulitan menyiapkan makanan bergizi di tengah kesibukan. Restoran seperti Burgreens benar-benar membantu mengatur pola makan dengan porsi gizi yang tepat,” ujarnya. (P-01)