Data BPS 2024: Hanya 6% Perempuan Desa Kuliah, Bagaimana Menutup Kesenjangan?
Pentingnya Pendidikan Perempuan untuk SDM Nasional yang Berkualitas
JAKARTA, PARLE.CO.ID– Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie), menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci membebaskan perempuan dari belenggu tradisi dan memaksimalkan potensi mereka. Pemikiran RA Kartini ini, menurutnya, masih relevan hingga kini.
Data BPS 2024 mengungkap kesenjangan besar: hanya 6% perempuan desa yang mengenyam pendidikan tinggi, sementara di perkotaan angkanya 14%. Faktor sosial-budaya dinilai sebagai penghambat utama.
Kesenjangan Global dan Perlunya Aksi Nyata
Tidak hanya di Indonesia, UNESCO (2024) mencatat 122 juta anak perempuan di dunia tidak bersekolah, dan perempuan mendominasi dua pertiga dari 765 juta orang dewasa buta huruf.
Rerie, anggota Komisi X DPR RI, mendesak langkah konkret untuk:
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan.
- Mengatasi kendala sosial-budaya di desa melalui edukasi konsisten.
- Kolaborasi pemangku kepentingan (pusat, daerah, masyarakat) untuk mewujudkan kesetaraan ala Kartini.
Meneladani Kartini untuk Kesejahteraan Merata
Rerie menyerukan agar nilai-nilai perjuangan RA Kartini diimplementasikan dalam kebijakan dan gerakan sosial. “Pendidikan perempuan bukan hanya urusan keadilan, tapi investasi SDM untuk kesejahteraan nasional,” tegasnya. (P-01)