ANKARA, PARLE.CO.ID – Arab Saudi pada hari Minggu (9/2/2025) waktu setempat, mengutuk keras pernyataan terbaru Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu yang menyerukan pemindahan warga Palestina ke wilayah kerajaan tersebut. Bahkan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi menyampaikan penolakan tegas terhadap usulan tersebut.
Kemenlu Arab Saudi menegaskan bahwa rakyat Palestina memiliki hak atas tanah mereka dan bukan imigran yang bisa diusir kapan pun oleh pendudukan Israel.
“Rakyat Palestina berhak atas tanah mereka, dan mereka bukanlah pendatang atau imigran yang bisa diusir kapan pun pendudukan brutal Israel menginginkannya,” tegas kementerian tersebut.
Kecaman terhadap Israel dan Komitmen Perdamaian
Selain itu, Arab Saudi juga menyoroti bahwa Israel tidak mengakui hak hidup rakyat Palestina dan terus melakukan ketidakadilan selama lebih dari 75 tahun.
“Para pendukung ide-ide ekstremis inilah yang telah mencegah Israel menerima perdamaian,” lanjut pernyataan kementerian.
Kerajaan menegaskan kembali komitmennya terhadap penyelesaian damai melalui solusi dua negara dan menekankan bahwa hak rakyat Palestina tidak dapat dirampas, berapa lama pun waktu yang dibutuhkan untuk memperjuangkannya.
“Perdamaian yang langgeng tidak akan tercapai kecuali dengan kembali pada logika akal sehat dan menerima prinsip hidup berdampingan secara damai melalui solusi dua negara,” tambahnya.
Netanyahu dan Trump Usulkan Pemindahan Warga Palestina
Sebelumya dalam konferensi pers berasama Presiden AS, Donald Trump, PM Israel, Netanyahu menyarankan agar warga Palestina mendirikan negara mereka di Arab Saudi, bukan di tanah air mereka sendiri, memicu kecaman luas.
Trump juga mengusulkan bahwa Washington akan ‘mengambil alih’ Gaza dan merelokasi warga Palestina di bawah rencana pembangunan kembali yang disebutnya sebagai Riviera di Timur Tengah.
Usulan tersebut menuai kecaman dari rakyat Palestina, negara-negara Arab, serta berbagai negara di dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris. ***