JAKARTA, PARLE.CO.ID — Menutup tahun 2024, masyarakat dihadapkan pada kondisi ekonomi nasional yang sedang tidak stabil. Berbagai tantangan, internal maupun eksternal, telah menekan kesejahteraan masyarakat. Menyongsong 2025, pemerintah diharapkan dapat merancang program prioritas berdasarkan aspirasi masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Tahun 2024 menjadi saksi dari berbagai dinamika ekonomi dan sosial yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Menurunnya kelas menengah, tingginya angka pengangguran, serta dampak ketidakpastian global memperburuk situasi. Beberapa faktor global yang memengaruhi antara lain:
Perubahan Peta Politik Timur Tengah: Jatuhnya rezim Bashar Assad di Suriah yang memicu perubahan geopolitik.
Perang Rusia-Ukraina: Konflik berkepanjangan ini menekan rantai pasok global dan menyebabkan kenaikan harga komoditas.
Lonjakan Harga Minyak: Tekanan pada APBN akibat biaya impor bahan bakar yang membengkak.
Kebutuhan Prioritas untuk Tahun 2025
Untuk meminimalkan dampak tekanan ekonomi, beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan pemerintah:
Melindungi Pasar Dalam Negeri
- Membatasi impor dengan harga dumping.
- Memprioritaskan produk lokal di pasar domestik.
Mendorong Kebangkitan Industri dan Pertanian
- Memberikan insentif kepada sektor manufaktur dan pertanian.
- Menciptakan lapangan kerja baru melalui revitalisasi sektor strategis.
Meningkatkan Daya Saing Nasional
- Memanfaatkan potensi sumber daya dalam negeri.
- Memberikan dukungan kepada pelaku usaha kecil dan menengah.
Tantangan PHK dan Penurunan Daya Beli
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi isu sentral. Berdasarkan data Kemenaker, sepanjang 2024, sebanyak 80.000 karyawan terkena PHK, sementara 60 perusahaan berpotensi menyusul. Beberapa perusahaan besar, seperti Pizza Hut, KFC, dan Alfamart, telah menutup puluhan gerai karena daya beli masyarakat yang melemah.
Selain itu, konsumsi rumah tangga mengalami penurunan dari 5,06% di kuartal III-2023 menjadi 4,91% di kuartal III-2024, menunjukkan tekanan ekonomi yang signifikan.
Aspirasi dan Harapan Masyarakat
Ragam aspirasi masyarakat telah disuarakan dengan jelas melalui berbagai aksi, seperti:
Doa Bersama Pekerja Sritex
Ribuan pekerja Sritex di Sukoharjo memohon perhatian pemerintah untuk menyelamatkan perusahaan mereka.
Demonstrasi Mahasiswa
BEM SI menggelar aksi di Jakarta menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12%.
Momentum untuk Perbaikan Ekonomi Nasional
Tahun 2024 ditutup dengan sukses penyelenggaraan Pilpres, Pileg, dan Pilkada, yang menandai stabilitas politik. Pada 2025, energi bangsa diharapkan beralih untuk memperbaiki kondisi ekonomi nasional dengan menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.
Di tahun yang baru ini, pemerintah diharapkan mampu memberikan solusi konkret atas berbagai tantangan ekonomi dan sosial. Semua elemen masyarakat bersatu demi mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Selamat Tahun Baru 2025.
Bambang Soesatyo
Anggota DPR/Ketua MPR ke-15/Ketua DPR ke-20/Ketua Komisi III DPR ke-7/Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Borobudur, Trisakti, Jayabaya, dan Universitas Pertahanan