JAKARTA, PARLE.CO.ID — Upaya menciptakan keselarasan antara pendidikan vokasi dan dunia industri perlu terus diperkuat, agar lulusan dapat memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang dinamis. Hal ini menjadi perhatian serius Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor pendidikan dan dunia usaha dalam menciptakan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri.
“Keselarasan antara program pendidikan kejuruan, vokasi, dan kebutuhan dunia usaha harus menjadi prioritas. Kolaborasi yang kuat di antara pemangku kepentingan sangat penting agar lulusan pendidikan vokasi dapat terserap dengan baik di dunia kerja,” ungkap Lestari dalam pernyataannya, yang dikutip dari mpr.go.id, Senin (2/12/2024).
Statistik Pengangguran dan Tantangan Pendidikan Vokasi
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) terbesar berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang mencapai 9,01%. Di posisi berikutnya adalah lulusan SMA dengan TPT sebesar 7,05%, dan lulusan perguruan tinggi (S1 hingga S3) dengan TPT sebesar 5,25%. Lulusan sekolah vokasi Diploma I/II/III menyumbang TPT sebesar 4,84%, sementara lulusan SMP dan SD ke bawah mencatatkan TPT masing-masing sebesar 4,11% dan 2,32%.
Angka tersebut, menurut Lestari, menjadi peringatan bagi pemangku kepentingan untuk segera melakukan evaluasi terhadap sistem pendidikan vokasi di Indonesia. “Catatan dari BPS ini harus menjadi dasar langkah konkret untuk meningkatkan kualitas lulusan sekolah kejuruan dan pendidikan vokasi,” ujar Lestari.
Dampak Perkembangan Teknologi terhadap Dunia Industri
Perkembangan teknologi yang pesat di era globalisasi membawa perubahan signifikan pada kebutuhan tenaga kerja di sektor industri. Rerie, sapaan akrab Lestari, mengingatkan bahwa perubahan ini harus segera diantisipasi oleh institusi pendidikan.
Sebagai anggota Komisi X DPR yang membidangi pendidikan, Lestari menekankan bahwa sekolah kejuruan dan pendidikan vokasi harus terus beradaptasi dengan tren terbaru di dunia usaha.
“Pendidikan vokasi harus fokus pada peningkatan kualitas lulusannya agar mampu menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh transformasi teknologi dan perubahan kebutuhan pasar,” tambahnya.
Harapan untuk Pertumbuhan Ekonomi
Dengan mencetak lebih banyak tenaga kerja terlatih yang sesuai dengan kebutuhan industri, Lestari berharap pendidikan vokasi dapat berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Semakin banyak anak bangsa yang terampil dan terserap di sektor industri, semakin besar peluang kita untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan vokasi harus melibatkan evaluasi kurikulum, pelatihan berbasis industri, dan kemitraan yang solid antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Dengan langkah ini, diharapkan pengangguran dapat ditekan, dan pendidikan vokasi mampu menjadi solusi bagi tantangan ketenagakerjaan di Indonesia. (P-01)