Sabtu, 22 Maret, 2025
spot_img
More

    Berita Terkini

    Ibas Tegaskan Menulis dan Membaca Jalan Mewujudkan Impian dan Memajukan Peradaban Indonesia

    Wakil Ketua MPR RI Dorong Penulis Muda Perempuan Indonesia Mendunia

    JAKARTA, PARLE.CO.ID — Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menegaskan pentingnya menulis dan membaca sebagai cara mempertajam pikiran, mewujudkan impian, memajukan peradaban, serta menjawab kebodohan. Pernyataan ini disampaikan dalam acara audiensi bertajuk “Ibu Punya Mimpi, Perempuan Berkisah: Penulis Indonesia Mendunia Tak Berbatas” yang digelar pada Rabu (12/3/2025) di Gedung MPR.

    Menulis dan Membaca: Jendela Kehidupan dan Kekuatan Perubahan

    Dalam sambutannya, Ibas mengawali dengan menekankan bahwa membaca dan menulis bukan sekadar aktivitas biasa. “Membaca dan menulis adalah salah satu cara kita untuk mempertajam pikiran. Setiap buku yang kita baca adalah jendela kehidupan, setiap kata yang kita tulis membentuk ide dan gagasan,” ujarnya.

    Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi jalan untuk menciptakan perubahan dan mewujudkan impian, sekaligus menjadi senjata melawan kebodohan demi mencerdaskan bangsa. Ibas juga mengapresiasi peran penulis muda perempuan yang hadir dalam acara tersebut. Menurutnya, mereka tidak hanya menorehkan kata-kata, tetapi juga memperjuangkan literasi yang lebih baik untuk Indonesia.

    Kekayaan Sastra Indonesia dan Inspirasi Penulis Legendaris

    Lebih lanjut, Ibas yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI, menyoroti kekayaan sastra Indonesia yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Ia menyebut RA Kartini dengan karyanya Habis Gelap, Terbitlah Terang sebagai simbol emansipasi perempuan dan perjuangan pendidikan. Selain itu, ia mengenang Sarimin Ismail, novelis perempuan pertama Indonesia pada 1933 dengan karya Kalau Tak Untung, sebagai salah satu pelopor yang menginspirasi.

    Di era modern, Ibas menyebut nama-nama seperti Ayu Utami dan Dee Lestari sebagai contoh penulis hebat yang terus mengukir prestasi. “Penulis Indonesia, baik pria maupun wanita, telah menunjukkan bahwa kata-kata dapat mengubah dunia,” katanya.

    Penulis: Pembentuk Jiwa Generasi dan Peradaban

    Ibas menegaskan bahwa menulis bukan sekadar keterampilan mencari nafkah, tetapi juga sarana membentuk peradaban. “Lewat menulis kita bisa menyampaikan gagasan, merekam sejarah, dan menawarkan solusi,” ungkapnya. Ia menyebut berbagai bentuk karya tulis, mulai dari romansa, cerpen, esai, hingga opini kritis, memiliki peran besar dalam membangun jiwa generasi dan mengarahkan semangat bangsa.

    Mengutip Andrea Hirata, “Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi,” dan Pramoedya Ananta Toer, “Menulis adalah bekerja untuk keabadian,” Ibas memotivasi para penulis muda untuk terus berkarya. Ia menutup sambutannya dengan seruan, “Penulis Indonesia harus tetap eksis, karena bagaimana akan mendunia tak berbatas jika punah? Ayo kita wujudkan Indonesia maju dan terdidik!”

    Aspirasi Penulis Muda dan Apresiasi Peserta

    Erisca Febriani, penulis novel Dear Nathan yang turut hadir, menyampaikan apresiasi atas perhatian Ibas terhadap sastrawan seperti Sarimin Ismail. “Saya berharap sastrawan sebelum era kontemporer mendapat ruang untuk dibahas dan diperkenalkan ke generasi muda,” katanya. Erisca juga menyinggung stigma bahwa karya perempuan kurang bernilai nasionalisme, padahal mereka turut berkontribusi dalam membahas kemajuan bangsa.

    Acara ini dihadiri sejumlah penulis perempuan muda berbakat seperti Meisya Sallwa, Grace Reinda, Fayanna Allisha, Nadzira Shafa Askar, dan lainnya, serta anggota FPD DPR RI seperti Sabam Sinaga dan Raja Faisal Manganju Sitorus. (P-01)

    Berita Terkini

    spot_imgspot_img

    Jangan Terlewatkan

    Tetap Terhubung

    Untuk mendapatkan informasi terkini tentang berita, penawaran, dan pengumuman khusus