Sabtu, 22 Maret, 2025
spot_img
More

    Berita Terkini

    Jelang Ramadan dan Lebaran, Pengamat Soroti Stabilitas Harga Pangan dan Daya Beli Masyarakat

    Eko Justru Menyoroti Pentingnya Strategi Intervensi yang Tepat agar Lonjakan Harga Tidak Memberatkan Masyarakat, Terutama Menjelang Puncak Kenaikan Permintaan

    JAKARTA, PARLE.CO.ID – Menjelang Ramadan dan Lebaran, harga pangan mulai menunjukkan tren kenaikan. Kendati demikian, kenaikan harga tersebut masih dalam batas wajar. Pendapat ini disampaikan pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Menjaga Stabilitas Harga Pangan Jelang Ramadan” di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

    Eko justru menyoroti pentingnya strategi intervensi yang tepat agar lonjakan harga tidak memberatkan masyarakat, terutama menjelang puncak kenaikan permintaan. Dia menjelaskan bahwa pemerintah sering menyatakan stok pangan mencukupi, bahkan berlebih.

    Fakta di Lapangan Kenaikan Harga Mulai Terasa

    “Namun, fakta di lapangan menunjukkan kenaikan harga yang mulai terasa meskipun belum mencapai puncaknya,” ujarnya, seraya menekankan bahwa kenaikan harga pada tahap awal ini masih dalam batas toleransi dan tidak perlu diintervensi secara berlebihan karena juga berdampak positif bagi petani dan pelaku usaha.

    Lebih lanjut, ia menyoroti beberapa faktor utama yang mempengaruhi inflasi menjelang Ramadan dan Lebaran. Pangan menjadi komponen terbesar dalam kenaikan inflasi, terutama bahan pokok seperti beras, cabai, daging, dan minyak. Selain itu, kenaikan harga tiket transportasi juga menjadi tantangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang sering mengalami lonjakan harga lebih tinggi dibanding kelas ekonomi atas.

    Distribusi Menjadi Faktor Krusial dalam Pengendalian Harga

    Ia juga menekankan bahwa selain ketersediaan komoditas, distribusi menjadi faktor krusial dalam pengendalian harga. Stok pangan bisa mencukupi di satu daerah, tetapi jika distribusi terhambat akibat infrastruktur atau spekulasi pasar, harga tetap melambung.

    “Kadang barangnya ada, tapi datangnya terlambat dua hari. Itu langsung memicu lonjakan harga,” kata Eko lagi.

    Pemerintah Masih Lemah dalam Intervensi Harga

    Mengenai intervensi harga, Ekoistyanto menilai upaya pemerintah masih lemah. Meski operasi pasar digelar di ribuan titik, efektivitasnya masih tergantung pada ketepatan waktu dan lokasi. Ia menyoroti bahwa harga tidak naik setiap hari selama Ramadan, melainkan melonjak pada momen-momen tertentu, seperti tiga hari sebelum puasa dan menjelang Lebaran.

    Oleh karena itu, operasi pasar harus dilakukan pada saat yang tepat dan di lokasi strategis, seperti pasar tradisional, agar dampaknya lebih terasa.

    Pemerintah Harus Proaktif dan Distribusi Berjalan Lancar

    “Dalam kondisi seperti ini, pemerintah seharusnya bisa lebih proaktif dengan memastikan distribusi berjalan lancar dan intervensi pasar dilakukan pada waktu yang tepat,” tegasnya.

    Dengan berbagai tantangan tersebut, Eko berharap pemerintah dapat mengambil langkah lebih efektif dalam menjaga stabilitas harga pangan dan daya beli masyarakat, sehingga dampak ekonomi menjelang Ramadan dan Lebaran dapat diminimalkan.  (P-01)

     

    Berita Terkini

    spot_imgspot_img

    Jangan Terlewatkan

    Tetap Terhubung

    Untuk mendapatkan informasi terkini tentang berita, penawaran, dan pengumuman khusus