Minggu, 19 Januari, 2025
spot_img
More

    Berita Terkini

    Legislator PAN: Transformasi Militer Pilar Utama Menjaga Kedaulatan Negara

    JAKARTA, PARLE.CO.ID – Di tengah kompleksitas keamanan global yang semakin dinamis, Indonesia dituntut untuk memperkuat pertahanannya. Transformasi militer menjadi salah satu pilar utama untuk menjaga kedaulatan negara di era modern ini.

    Penegasan ini disampaikan Anggota Komisi I DPR RI, Okta Kumala Dewi melalui keterangan pers tertulisnya, Jumat (25/10/2024).

    Tidak hanya sekadar memperkuat alutsista (alat utama sistem persenjataan), Okta juga menekankan pentingnya kesejahteraan prajurit sebagai fondasi kekuatan militer. Dalam pandangannya, kesiapan tempur yang andal adalah hasil dari keseimbangan antara tiga elemen utama dalam pertahanan, yakni hardware (alutsista), wetware (organisasi), dan software (doktrin).

    “Ketiganya harus diperkuat dan ditingkatkan, agar Indonesia memiliki kemampuan tempur yang benar-benar andal,” ujar politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu, seraya juga menekankan bahwa teknologi dan sistem yang kuat tak akan cukup tanpa dukungan kesejahteraan prajurit.

    Lanjut Okta, TNI modern di tengah era disrupsi dan konstelasi global, harus mampu lebih berperan dalam mengiringi transformasi bangsa untuk Indonesia maju sesuai dengan cita kemerdekaan, mewujudkan cita-cita luhur yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

    “Prajurit adalah garda terdepan dalam mempertahankan kedaulatan negara. Kesejahteraan mereka perlu diperhatikan serius. Jangan sampai mereka masih memikirkan bagaimana anak-anaknya bisa bersekolah atau mendapatkan makanan bergizi hanya karena terbatasnya kesejahteraan,” tegas dia lagi.

    Modernisasi seperti apa yang diperlukan dan bagaimana implementasinya dalam kepemimpinan transformasi bangsa di era Presiden terpilih Prabowo Subianto. Data terbaru dari Global Firepower menempatkan Indonesia di posisi ke-13 dari 145 negara, dalam daftar kekuatan militer dunia.

    Meski tergolong cukup tinggi, Okta menyebut kalau anggaran pertahanan Indonesia masih berada di bawah 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, yang mengalokasikan anggaran lebih tinggi untuk sektor pertahanan. Ia meyakini bahwa dengan peningkatan anggaran, Indonesia dapat lebih optimal dalam menghadapi ancaman keamanan yang semakin kompleks.

    “Meningkatkan anggaran pertahanan menjadi prioritas, terutama untuk mendukung kesejahteraan prajurit dan memperkuat kemampuan tempur,” jelasnya.

    Okta menggarisbawahi pentingnya Rancangan Undang-Undang tentang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) yang memuat aturan kesejahteraan prajurit. Transformasi militer ini diharapkan dapat membawa TNI menjadi kekuatan bersenjata utama di Asia Timur, bersanding dengan negara-negara maju di kawasan.

    “Dengan TNI yang profesional dan prajurit yang sejahtera, Indonesia dapat memantapkan perannya sebagai kekuatan militer yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan global,” kata politisi perempuan yang mewakili daerah pemilihan (Dapil) Banten III ini, yang juga berkomitmen untuk mendorong pemerintah agar mewujudkan visi ini melalui peraturan yang mendukung serta anggaran yang memadai, menjadikan TNI tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai garda utama pertahanan bangsa yang dihormati di kancah internasional. ***

    Berita Terkini

    spot_imgspot_img

    Jangan Terlewatkan

    Tetap Terhubung

    Untuk mendapatkan informasi terkini tentang berita, penawaran, dan pengumuman khusus