Dari BYD hingga Huawei, Anggota MPR Tinjau Peluang Investasi dan Kolaborasi Teknologi Indonesia-China
Eddy Soeparno Tinjau Pabrik BYD di Shenzhen, Siap Sambut Produksi di Subang
JAKARTA, PARLE.CO.ID — Pimpinan MPR dari Fraksi PAN Eddy Soeparno, memenuhi undangan pemerintah China dalam rangkaian kunjungan kerja ke Beijing dan Shenzhen. Salah satu agenda utamanya adalah mengunjungi pabrik mobil listrik BYD, yang tengah membangun fasilitas produksi di Subang, Jawa Barat.
“China tidak hanya fokus pada penjualan, tetapi juga penguasaan teknologi dan inovasi. Ini yang harus kita tiru,” tegas Eddy.
Menurutnya, percepatan industri mobil listrik China didukung oleh harga kompetitif dan teknologi mutakhir. “BYD akan segera beroperasi di Indonesia. Ini kesempatan besar untuk penyerapan tenaga kerja dan transfer pengetahuan,” tambahnya.
Huawei Jadi Tujuan Utama di Tengah Ketegangan Tarif AS-China
Di tengah kebijakan Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor produk China hingga 245%, Eddy Soeparno bertemu dengan Vice President Huawei Global, Wang Ke. Pertemuan ini membahas potensi kolaborasi teknologi, termasuk 5G dan kecerdasan buatan (AI).
“Indonesia harus kuasai teknologi telekomunikasi dan AI. Huawei bisa menjadi mitra strategis,” ujar Eddy.
Ia menekankan pentingnya transfer ilmu dari investasi asing, khususnya dalam menyiapkan talenta digital Indonesia. “Kita punya SDM unggul, tetapi perlu manajemen yang tepat,” jelas anggota Komisi XII DPR RI ini.
Komitmen Jaga Iklim Investasi dari Gangguan Premanisme
Eddy, yang juga Wakil Ketua Umum PAN, menyatakan komitmennya untuk mendukung iklim investasi yang kondusif. “Aparat harus tegas terhadap premanisme. Investasi harus aman dan menguntungkan bagi Indonesia,” tegasnya.
Ia mendorong industrialisasi berbasis teknologi, termasuk pengembangan baterai mobil listrik mengingat kekayaan sumber daya alam Indonesia. “Kita tidak boleh hanya jadi konsumen, tapi juga produsen untuk ekspor,” tandasnya. (P-01)