JAKARTA, PARLE.CO.ID — Dunia digital sedang dihebohkan oleh kehadiran DeepSeek, sebuah platform kecerdasan buatan (AI) asal China yang berhasil mengungguli platform-platform AI terkemuka seperti ChatGPT (OpenAI) dan Gemini (Google).
DeepSeek, yang dikembangkan oleh Liang Wenfeng, tidak hanya mencuri perhatian global tetapi juga mengancam dominasi Amerika Serikat (AS) dalam bidang AI. Keberhasilan DeepSeek ini menandai tonggak sejarah baru dalam persaingan teknologi global, di mana China kini berada di garis depan.
Siapa Liang Wenfeng, Sang Penemu DeepSeek?
Liang Wenfeng, lahir pada tahun 1985 di Provinsi Guangdong, China, adalah sosok di balik kesuksesan DeepSeek. Ia menempuh pendidikan di bidang teknik informasi elektronik dan memperoleh gelar master dalam teknik informasi dan komunikasi. Liang memulai kariernya di Silicon Valley sebelum akhirnya kembali ke China untuk mendirikan High-Flyer, sebuah dana lindung nilai kuantitatif yang menggunakan matematika dan AI dalam strategi investasi.
Pada tahun 2021, Liang mulai membeli GPU untuk melatih model AI, yang akhirnya melahirkan DeepSeek pada Mei 2023.
Keunggulan Teknis Deepseek
DeepSeek menawarkan beberapa keunggulan teknis yang membuatnya menonjol di antara pesaingnya:
- Biaya Pengembangan yang Rendah: DeepSeek mengklaim hanya menghabiskan $5,6 juta untuk melatih model AI-nya, jauh lebih rendah dibandingkan miliaran dolar yang dihabiskan oleh perusahaan AS seperti OpenAI dan Google.
- Efisiensi Energi: DeepSeek dikembangkan dengan chip performa rendah dari Nvidia, yang membuatnya lebih hemat energi dibandingkan platform AI lainnya.
- Kemampuan Multifungsi: Chatbot DeepSeek mampu menyusun kode program, menyelesaikan soal matematika, dan menjawab pertanyaan kompleks dengan penjelasan yang rinci.
Dampak DeepSeek pada Pasar Teknologi Global
Kehadiran DeepSeek telah mengubah lanskap pasar teknologi global. Beberapa dampak yang terlihat antara lain:
- Penurunan Saham Teknologi: Peluncuran DeepSeek memicu aksi jual besar-besaran pada saham-saham teknologi global, termasuk perusahaan-perusahaan AS.
- Pergeseran Dominasi AI: DeepSeek berhasil menggeser ChatGPT sebagai aplikasi AI gratis yang paling banyak diunduh di App Store AS.
- Persaingan Global: DeepSeek menjadi bukti bahwa China mampu bersaing dengan AS dalam pengembangan AI, bahkan dengan sumber daya yang lebih terbatas.
Tantangan dan Kontroversi
Meski sukses, DeepSeek tidak lepas dari tantangan dan kontroversi:
- Isu Privasi Data: Ada kekhawatiran bahwa DeepSeek dapat digunakan oleh pemerintah China untuk mengumpulkan dan memanfaatkan data pengguna.
- Pembatasan Chip AS: DeepSeek dikembangkan di tengah pembatasan ekspor chip AS ke China, yang membuatnya harus mengandalkan chip performa rendah.
- Dampak Lingkungan: Meski lebih efisien, penggunaan energi untuk AI tetap menjadi isu penting, terutama dalam konteks perubahan iklim.
Visi Liang Wenfeng dan Masa Depan DeepSeek
Liang Wenfeng memiliki visi untuk membawa China ke garis depan inovasi AI global. Ia percaya bahwa China tidak boleh terus mengikuti perkembangan teknologi AS, tetapi harus menciptakan teknologi yang orisinal dan inovatif. DeepSeek adalah langkah awal untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan fokus pada pengembangan model AI yang canggih dan efisien, DeepSeek diharapkan dapat menjadi pemain utama dalam revolusi AI global.
DeepSeek telah membuktikan bahwa inovasi AI tidak harus mahal dan boros energi. Dengan biaya pengembangan yang rendah dan efisiensi yang tinggi, DeepSeek berhasil mencuri perhatian global dan mengancam dominasi AS dalam bidang AI. Di bawah kepemimpinan Liang Wenfeng, DeepSeek tidak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi China tetapi juga membuka babak baru dalam persaingan global di era kecerdasan buatan. (P-01)