![](https://parle.co.id/wp-content/uploads/2024/12/112220246231.jpg)
Oleh: Lita Martalia (Mahasiswi Manajemen S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang)
PEMBANGUNANĀ infrastruktur telah menjadi sorotan utama dalam perjalanan Indonesia menuju kemajuan. Memang, pembangunan ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi langkah strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Pemerintah memahami bahwa konektivitas yang baik adalah fondasi bagi perekonomian yang kompetitif dan inklusif, terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
Penulis melihat percepatan pembangunan infrastruktur sebagai peluang besar untuk mengatasi berbagai tantangan nasional. Dari transportasi hingga energi, sektor-sektor ini telah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Dampaknya nyata, khususnya dalam membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur berhasil meningkatkan daya saing daerah, sekaligus menarik investasi sektor swasta. Ini membuktikan bahwa pembangunan tidak hanya memberi manfaat fisik, tetapi juga membuka jalan bagi pemerataan ekonomi. Namun, pembangunan infrastruktur tidak melulu tentang jalan raya atau bandara.
Patut Diapresiasi
Tentunya, upaya pemerintah dalam sektor perumahan dan sanitasi, sepatutnya lah kita apresiasi. Bayangkan, jutaan unit rumah telah dibangun, dan fasilitas air bersih kini semakin tersedia untuk masyarakat. Sebagai mahasiswa yang sering mempelajari pentingnya aksesibilitas dan kualitas hidup, penulis merasa langkah ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan yang terlihat, tetapi juga pada kebutuhan dasar masyarakat.
Di sisi lain, ada tantangan besar yang perlu diperhatikan bahwa pembangunan infrastruktur sering kali terkendala oleh masalah pembebasan lahan, pembiayaan, dan tata kelola. Akan tetapi kita harus percaya, keberhasilan pembangunan tidak hanya bergantung pada besarnya investasi, tetapi juga pada transparansi dan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Selain itu, dalam laporan Global Competitiveness Index 2017/2018, Indonesia mencatatkan kenaikan peringkat di bidang infrastruktur, dari posisi ke-56 menjadi ke-52. Ini adalah pencapaian yang patut kita apresiasi. Namun, kita harus jujur mengakui bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki. Infrastruktur yang berkualitas adalah kunci untuk membuka lebih banyak peluang di sektor lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan teknologi.
Harus Optimis
Sebagai generasi muda, kita harus optimis terhadap masa depan infrastruktur Indonesia. Mengapa? Karena, pembangunan yang direncanakan dengan baik akan menjadi landasan bagi Indonesia untuk bersaing di kancah global. Namun, kita semua memiliki peran dalam memastikan pembangunan ini memberikan manfaat yang merata, baik untuk masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
Bagi penulis, pembangunan infrastruktur bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang harapan. Harapan bahwa Indonesia bisa menjadi lebih maju, sejahtera, dan inklusif. Mari kita dukung bersama langkah-langkah ini, sembari tetap kritis dan berkontribusi dalam prosesnya. ***