Sabtu, 8 Februari, 2025
spot_img
More

    Berita Terkini

    Strategi dan Tantangan Danau Toba Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia

    JAKARTA, PARLE.CO.ID – Kawasan Danau Toba, yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sejak 2011 melalui Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011, masih menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan visi sebagai destinasi wisata kelas dunia. Meskipun memiliki keindahan alam dan sejarah geologis yang unik, pengembangannya dinilai masih belum optimal.

    Pemerhati dan pelaku pariwisata, Ir. Sanggam Hutapea, MM., dalam refleksi akhir tahun 2024 di Jakarta pada Senin (16/12/2024), menyatakan bahwa Danau Toba belum dikenal luas di dunia karena kurangnya promosi internasional oleh pemerintah.

    “Promosi, baik di dalam maupun luar negeri, tidak dilakukan secara intensif selama dua dekade terakhir. Akibatnya, potensi besar kawasan ini belum tergarap maksimal,” ujar Sanggam.

    Ia juga menyoroti minimnya diversifikasi produk wisata di kawasan Danau Toba. Menurutnya, meskipun keindahan alam menjadi daya tarik utama, kurangnya inovasi dalam menciptakan atraksi berbasis sejarah, budaya, dan kuliner khas menghambat pengembangan kawasan tersebut.

    “Selain itu, lemahnya koordinasi antara pemerintah daerah di sekitar Danau Toba juga menjadi kendala. Setiap daerah berjalan sendiri-sendiri, menghambat sinergi dalam membangun destinasi wisata unggulan,” tambahnya.

    Sanggam turut menyinggung keterbatasan fasilitas pendukung wisata, meskipun akses transportasi telah meningkat dengan adanya jalan tol dan Bandara Silangit. Fasilitas seperti atraksi budaya, rumah sakit, dan paket wisata terpadu masih belum memadai untuk mendukung pengalaman wisatawan.

    Solusi dan Rekomendasi

    Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, Sanggam memberikan sejumlah solusi strategis:

    1. Narasi Sejarah sebagai Daya Tarik Utama:
    Narasi tentang letusan purba yang membentuk Danau Toba bisa dikemas menjadi produk wisata edukatif, seperti museum interaktif atau tur geologi.

    2. Diversifikasi Produk Wisata:
    Atraksi budaya lokal, seperti ritual Parmalim, tari tradisional, pembuatan ulos, hingga wisata kuliner tepi danau, dapat menjadi daya tarik tambahan. Konsep serupa dengan Jimbaran di Bali bisa diadaptasi.

    3. Koordinasi Antar-Pemda:
    Pembentukan forum koordinasi permanen diperlukan untuk menyelaraskan promosi, infrastruktur, dan pengembangan wisata.

    4. Promosi Tepat Sasaran:
    Untuk pasar domestik, Danau Toba bisa dijadikan tujuan utama wisata akhir pekan dengan paket wisata terjangkau. Sementara untuk internasional, promosi harus menyasar pasar Asia dan Eropa dengan menonjolkan sejarah dan budaya lokal.

    5. Pengembangan Infrastruktur:
    Membangun fasilitas kesehatan bertaraf internasional, akomodasi berkualitas, dan atraksi wisata yang beragam menjadi prioritas untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan.

    “Jika pemerintah pusat dan daerah dapat bekerja sama secara terpadu, Danau Toba memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia,” pungkas Sanggam Hutapea. ***

    Berita Terkini

    spot_imgspot_img

    Jangan Terlewatkan

    Tetap Terhubung

    Untuk mendapatkan informasi terkini tentang berita, penawaran, dan pengumuman khusus