Bamsoet: Idul Fitri Jadi Momentum Strategis untuk Kebersamaan. Tradisi Silaturahmi Jadi Pilar Utama Persaudaraan
JAKARTA, PARLE.CO.ID — Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Anggota DPR Bambang Soesatyo, menegaskan bahwa semangat Idul Fitri memiliki peran besar dalam menjaga persatuan dan harmoni sosial di Indonesia. Dalam acara open house Rumah Pergerakan Patiunus untuk Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (4/4/2025), ia menyebut Idul Fitri sebagai cerminan nilai kemanusiaan yang mengedepankan sikap saling memaafkan, kebersamaan, dan kepedulian sosial.
Bambang Soesatyo, yang juga menjabat sebagai Dewan Penasehat GSN, menyoroti tradisi silaturahmi sebagai salah satu pilar utama dalam perayaan Idul Fitri. Menurutnya, kebiasaan saling mengunjungi, berbagi makanan, dan memaafkan selama hari raya mampu menciptakan ikatan yang lebih erat, baik antar keluarga maupun antar kelompok masyarakat. “Tradisi mudik dan open house memungkinkan pertemuan lintas golongan dan agama, memperkuat toleransi serta ruang dialog,” ujarnya.
Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Kepala Staf Angkatan Laut Muhammad Ali, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, hingga Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad. Hadir pula perwakilan dari berbagai organisasi, seperti Ikatan Motor Indonesia (IMI), KADIN Indonesia, HIPMI, serta komunitas motor besar seperti HDCI dan Brotherhood.
Zakat Fitrah Tingkatkan Kepedulian Sosial
Semangat berbagi juga menjadi sorotan Bamsoet. Ia menjelaskan bahwa zakat fitrah tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga wujud kepedulian terhadap sesama. Berdasarkan data Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), pengumpulan zakat fitrah pada 2024 meningkat 20% dibandingkan tahun sebelumnya. “Dana ini disalurkan kepada yang membutuhkan, mencerminkan kesadaran sosial yang terus tumbuh,” tambah Ketua MPR RI ke-15 ini.
Idul Fitri dan Toleransi Antar-Umat Beragama
Menurut survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), 64,4% responden memandang Idul Fitri sebagai kesempatan penting untuk mempererat hubungan antar umat beragama dan menjaga keharmonisan sosial. Bamsoet menambahkan, di tengah maraknya konflik sosial, Idul Fitri menjadi pengingat akan pentingnya toleransi dan pengertian antar kelompok. “Ini adalah waktu refleksi untuk menyikapi perbedaan dengan bijaksana,” tuturnya.
Dengan keberagaman lebih dari 300 suku bangsa dan 700 bahasa daerah, Bamsoet berharap Idul Fitri tidak hanya menjadi kemenangan spiritual, tetapi juga langkah nyata dalam memperkokoh persatuan bangsa Indonesia. (P-01)