Teknologi CCS Dinilai Jadi Solusi untuk Energi Bersih dan Investasi, Tantangan Energi dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
JAKARTA, PARLE.CO.ID — Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno, menekankan bahwa target pertumbuhan ekonomi 8% di bawah pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto memerlukan solusi energi yang inovatif. Menurutnya, pemenuhan pasokan energi yang besar harus dilakukan tanpa mengorbankan komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission (nol emisi bersih) pada 2060.
“Hal ini menuntut kita untuk berpikir kreatif mencari solusi agar kebutuhan energi yang besar ini dapat terpenuhi tanpa mengurangi komitmen Indonesia menuju net zero emission pada tahun 2060,” ujar Eddy dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Eddy Soeparno Bicara di Forum Internasional ADB di Korea Selatan
Eddy menyampaikan pernyataan tersebut dalam acara yang diselenggarakan oleh Asian Development Bank (ADB) bersama Karbon Korea, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang energi dan lingkungan. Forum internasional ini digelar di Seoul, Korea Selatan, pada 9—15 Maret 2025.
Dalam forum tersebut, Eddy membawakan presentasi dengan tema “Building Synergy Between Energy Resilience and Climate Crisis Mitigation to Achieve National Economic Growth Targets through Carbon Capture and Storage (CCS)”.
Teknologi CCS sebagai Solusi Energi Ramah Lingkungan
Salah satu solusi yang ditawarkan Eddy untuk memenuhi kebutuhan energi sekaligus menekan emisi adalah teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Teknologi ini mampu menangkap emisi karbon sebelum dilepaskan ke atmosfer dan menyimpannya di bawah tanah, sehingga dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
“Teknologi CCS tidak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga memberikan peluang investasi yang besar bagi Indonesia. Satu proyek CCS bisa menarik investasi hingga 3 miliar dolar AS dan menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan baru,” jelas Eddy.
Dukungan Pemangku Kepentingan untuk Energi Berkelanjutan
Forum internasional tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan dari Indonesia yang memiliki peran penting dalam transisi energi dan ekonomi hijau, di antaranya:
- Iman Rachman, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI)
- Ary Sudijanto, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup
- Farah Herliantina, Asisten Deputi Percepatan Transisi Energi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kehadiran mereka menegaskan komitmen Indonesia dalam mencari solusi energi yang berkelanjutan guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (P-01)