Kamis, 20 Maret, 2025
spot_img
More

    Berita Terkini

    Pemerintah Percepat Hilirisasi Industri Nasional, Investasi Tahap Pertama Capai US$40 Miliar

    Presiden Prabowo Subianto Memimpin Pertemuan untuk Menyepakati 21 Proyek Hilirisasi Strategis Guna Meningkatkan Ketahanan Energi, Menciptakan Lapangan Kerja, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

    JAKARTA, PARLE.CO.ID — Pemerintah Indonesia terus mempercepat hilirisasi industri nasional sebagai upaya meningkatkan ketahanan energi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam pertemuan yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (3/3/2025) disepakati 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai US$40 miliar.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa proyek-proyek ini mencakup sektor strategis seperti minyak dan gas, pertambangan, pertanian, dan kelautan.

    Proyek Strategis untuk Ketahanan Energi Nasional

    Salah satu proyek utama yang akan dilaksanakan adalah pembangunan fasilitas penyimpanan minyak (storage project) di Pulau Nipah. Proyek ini bertujuan meningkatkan ketahanan energi nasional dengan memastikan pasokan minyak dapat memenuhi kebutuhan selama 30 hari, sesuai amanat Peraturan Presiden.

    Selain itu, pemerintah juga akan membangun kilang minyak (refinery) berkapasitas 500 ribu barel per hari, yang akan menjadi salah satu fasilitas pengolahan minyak terbesar di Indonesia. Kilang ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan memastikan pasokan energi dalam negeri lebih stabil.

    Gasifikasi Batu Bara dan Pengembangan DME

    Di sektor gasifikasi batu bara, pemerintah menargetkan pengembangan produksi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG. Menurut Bahlil, proyek DME kali ini akan dijalankan dengan pendekatan berbeda, yakni mengandalkan sumber daya dalam negeri tanpa ketergantungan pada investor asing.

    “Kita tidak butuh investor asing. Teknologi dan modal akan disediakan oleh pemerintah dan swasta nasional, sementara bahan baku dan off taker-nya berasal dari dalam negeri,” tegas Bahlil. Proyek DME akan dikembangkan secara paralel di Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

    Hilirisasi Sektor Pertambangan dan Komoditas Lainnya

    Selain DME, pemerintah juga akan meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan, seperti tembaga, nikel, dan bauksit hingga menjadi alumina. Sektor perikanan, pertanian, dan kehutanan juga menjadi bagian dari prioritas hilirisasi.

    Presiden Prabowo telah menetapkan 26 sektor komoditas sebagai prioritas hilirisasi nasional, mencakup mineral, minyak dan gas, perikanan, pertanian, perkebunan, serta kehutanan. Hilirisasi ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan energi dan industri nasional, tetapi juga menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.

    Dampak Positif bagi Ekonomi dan Lapangan Kerja

    Bahlil menyebutkan bahwa proyek-proyek hilirisasi ini diproyeksikan menciptakan lapangan kerja yang signifikan. “Proyek ini akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan, baik yang padat karya maupun padat teknologi. Tujuannya adalah menciptakan nilai tambah, meningkatkan pendapatan negara, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

    Meskipun angka pasti lapangan kerja yang tercipta belum diumumkan, pemerintah optimistis bahwa proyek ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian.

    Optimisme Pemerintah dalam Rantai Pasok Global

    Pemerintah optimistis bahwa dengan perencanaan matang dan dukungan dari berbagai pihak, proyek-proyek hilirisasi ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. “Kami yakin proyek ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global,” pungkas Bahlil. (P-01)

     

    Berita Terkini

    spot_imgspot_img

    Jangan Terlewatkan

    Tetap Terhubung

    Untuk mendapatkan informasi terkini tentang berita, penawaran, dan pengumuman khusus