JAKARTA, PARLE.CO.ID – Di tengah kemuliaan bulan Ramadan, fenomena meningkatnya utang ke pinjaman online (pinjol) menjadi ironi yang mengkhawatirkan. Konsultan keuangan sekaligus pendiri Dahlan Consultant, Asep Dahlan, mengingatkan bahwa praktik utang berbasis riba bertentangan dengan spirit Ramadan yang penuh keberkahan.
“Ramadan adalah bulan penuh berkah, tetapi bagaimana keberkahan itu bisa hadir jika riba merajalela? Aktivitas pinjol yang semakin meningkat di bulan ini bertolak belakang dengan nilai ketaatan kepada Allah,” ujar pria yang akrab disapa Kang Dahlan dalam keterangannya, Kamis (27/2/2025).
Menurutnya, banyak masyarakat terjebak dalam pinjol karena kebutuhan mendesak menjelang Lebaran, seperti belanja konsumtif atau persiapan mudik. Namun, tanpa disadari, bunga tinggi dan denda keterlambatan justru menimbulkan beban finansial berkepanjangan.
Cara Bijak Mengelola Keuangan Tanpa Pinjol
Agar tidak terjerumus dalam praktik riba, Asep Dahlan membagikan lima langkah praktis dalam mengelola keuangan secara bijak:
1. Buat Anggaran Bulanan – Pisahkan kebutuhan pokok, tabungan, dan dana darurat untuk mengontrol pengeluaran.
2. Gunakan Dana Darurat – Idealnya, simpan dana cadangan setara 3–6 bulan pengeluaran untuk menghadapi kondisi tak terduga.
3. Hindari Gaya Hidup Konsumtif – Fokus pada kebutuhan, bukan sekadar keinginan, agar keuangan lebih stabil.
4. Cari Sumber Pendapatan Tambahan – Manfaatkan peluang seperti jualan online, investasi halal, atau pekerjaan freelance.
5. Gunakan Zakat dan Sedekah Secara Bijak – Selain membantu sesama, zakat dan sedekah bisa menjadi solusi bagi yang membutuhkan tanpa harus berutang.
Asep Dahlan menekankan bahwa perencanaan keuangan yang baik dapat menghindarkan masyarakat dari jeratan pinjol dan riba.
“Sebagai umat Muslim, kita harus menghindari jebakan pinjol dan lebih fokus pada keberkahan Ramadan. Jangan biarkan bulan suci ini menjadi awal dari masalah finansial akibat utang ribawi,” pungkasnya. ***